Kamis, 31 Desember 2009

LPK Asy-Syafi'iyyah Com Jatibarang


Jatibarang, 31 Des 2009

LPK Asy-Syafi'iyyah Com Jatibarang adalah milik MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang

Dengan bermunculan sekolah sekolah baru untuk saat ini, maka tidak heran persaingan sangat ketat dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat SMA / MA /SMK.
Orang tua / wali murid cukup dibuat bingung, harus kemana anaknya untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMP /MTs. Tetapi jangan khawatir untuk saat ini bahkan sudah 1 tahun yang lalu MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang telah memiliki LPK Asy - Syafi'iyyah Com Jatibarang adalah merupakan Lembaga Pendidikan Komputer yang para siswa sendiri adalah siswa atau lulusan dari MA Asy-syafi'iyyah. Lulusan LPK ini tahun 2008 telah dapat masuk kerja di perusahaan - perusahaan besar di Bekasi, Cibitung Jawa Barat.
Ini merupakan program tahunan dari LPK Asy-Syafi'iyyah Com Jatibarang untuk membantu lulusan dari MA Asy-syafi'iyyah Jatibarang yang ingin bersaing di dunia Bursa Kerja dapat ikut bersaing.
Jadi tunggu apa lagi untuk orang tua / wali murid yang masih ragu, mulai sekarang setelah putra - putrinya lulus segera daftar segera di MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang karena di sana putra - putri Orang tua dapat memperoleh tambahan ketrampilan berupa ketrampilan komputer yang nantinya dapat ikut bersaing untuk memperoleh pekerjaan.

Staf Karyawan

Staf Karyawan MA Jatibarang

Jatibarang, 31 Desember 2009
Meskipun akhir tahun staf karyawan MA Asy -Syafi'iyyah Jatibarang tetap masuk kerja seperti biasanya. Ini adalah suatu semangat kerja yang patuh kita acungkan jempol, dimana para dewan guru menikmati masa liburannya, tetapi dapat kita lihat dengan semangatnya Bapak Irham tampak sangat serius mengerjakan tugasnya dengan sebaik - baiknya.
MA Asy - Syafi'iyyah Jatibarang yang terletak di Jalan Ramai oleh silih bergantinya kendaraan dari arah Slawi - Jatibarang yang tentunya mudah dijangkau oleh kendaraan umum atau angkutan, membuat MA Asy - Syafi'iyyah Jatibarang sampai ini masih exis di mata masyarakat Jatibarang khususnya.
Untuk tahun ini saja MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang telah memperoleh pengakuan TERAKREDITASI B hasil yang cukup memuaskan, ini membuktikan bahwa MA Asy - Syafi'iyyah Jatibarang masih layak dan menjadi pilihan orang tua untuk tidak ragu dan yakin putra - putrinya masuk ke MA.

Selasa, 07 April 2009

Rokok bagi remaja, gaya atau bahaya ?

Oleh : Qiqih, Reny, Dyan (Penulis adalah Pelajar MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang Brebes & aktif di kelompok diskusi remaja DICA CLUB’s).
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan (+ 13-18 tahun). Seorang remaja biasanya cenderung mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupn melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Salah satu pola hidup yang dilakukan adalah kebiasaan merokok. Untuk itu, perlu dipahami apakah kebiasaan merokok itu merupakan gaya atauka justru membahayakan bagi kita?
Sekarang ini banyak iklan yang menggambarkan bahwa rokok, khususnya bagi kaum pria melambangkan “kejantanan dan sportivitas”. Dalam usahanya memperluas pasar bagi produknya, perusahaan rokok menjadikan remaja sebagai target utama mereka. Mengingat kebiasaaan merokok beresiko tinggi seseorang untuk terkena kanker paru-paru, serangan jantung, stroke, kanker mulut dan tenggorokan, dan sebagainya.
Dalam batang rokok mengandung mutagen dan kasinogen,
merokok juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi pria. Selain mengurangi mutu sel sperma dan menurunkan kemampuannya untuk membuahi sel telur, disamping itu merokok juga dapat merusak organ reproduksi pria seperti testis dan merusak spermatogenesis.
Selain berbahaya bagi perokok, asap rokok juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Perokok pasif mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif. Kalau sudah tahu bahayanya, mengapa kita masih sulit untuk berhenti merokok? Padahal, nikotin yang terkandung pada rokok merupakan salah satu zat adiktif yang dapat menyebabkan kecanduan.
Mengatasi “Peer Pressure (tekanan teman sebaya)”
Namanya remaja, tentu tidak mudah lepas dari peer pressure atau tekanan teman sebaya (se-umuran.red). Kebanyakan remaja memulai kebiasaan merokok karena ikut-ikutan teman, disamping karena terpengaruh image yang diciptakan oleh produsen rokok (misal : dengan menggunakan idola remaja sebagai bintang iklannya) atau orang tuanya juga perokok (orang yang merokok.red).
Berkata “Tidak…!!!” pada ajakan untuk merokok memang bukan hal yang mudah, apalagi kalau sebagian besar dari teman kita adalah perokok. Akan tetapi, dengan berpifikir bahwa sekali merokok, kemungkinan besar kita akan menjadi perokok untuk seterusnya, yang berarti pula kita akan menanggung resiko seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pasti kita bisa lebih “tabah” dan tetap berkata “tidak!!!”.
Selain itu, gambaran bahwa merokok menunjukan pribadi yang “cool” atau “keren” juga sudah saatnya direvisi. Gimana mau keren, kalau ternyata rokok bikin nafas dan baju yang kita pakai berbau tidak sedap, yang berakibat dijauhi oleh lawan jenis yang sedang kita taksir??? Rokok juga bikin gigi dan ujung jari berwarna kekuning-kuningan. Hal ini tentunya akan menghancurkan penampilan kita karena membuat senyum jadi
tidak cemerlang. Selain itu, yang sudah pasti, merokok juga bikin bokek (kantong kempes.red) mendingan uang jajan kita dipakai untuk yang lain yang jauh lebih bermanfaat (menabung, beli buku, dll) atau boleh juga sesekali untuk traktir teman-teman kita “mbakso” dari pada untuk membeli rokok yang berarti akan dibakar begitu saja kan?
Sekarang semuanya terserah kepada kita. Kalau kita tidak mau menjadi korban, sudah saatnya bagi kita untuk berkata “Tidak…!!!” kepada rokok. Bagi yang sudah kecanduan, sudah saatnya kita mulai mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi tiap harinya, dan begitu
seterusnya sampai berhenti total. Kemudian bagi perokok pemula, belum terlambat kok untuk menghentikannya. Serta bagi yang belum, “gak usah coba-coba dech…” masih banyak kegiatan positif lain yang dapat kita lakukan dari pada untuk merokok.

Hukum Seputar Haid dan Nifas

Yang dimaksud dengan haid yaitu darah yang mengalir dari rahim perempuan yang telah sampai umur (baligh) atau pada waktu ia sehat dan sudah menjadi kebiasaan perempuan. Sedangkan nifas adalah darah yang keluar dari rahim perempuan setelah melahirkan, walaupun itu berupa keguguran. Bila darah yang keluar karena sakit waktu melahirkan, semuanya bukan darah nifas tetapi darah haid kalau memenuhi syarat haid.

Menurut para 'Ulama, waktunya keluar darah haid biasanya pada saat umur 9 tahun. Jadi, jika wanita yang melihat darah itu keluar sebelum usia sembilan tahun maka tidaklah dikatakan sebagai darah haid, hanya darah penyakit.

Adapun sifat dan warna darah haid : hitam, merah, kuning, keruh. Tetapi yang berwarna keruh atau kuning dikatakan haid hanyalah bila datangnya pada hari haid. Jika waktunya pada saat lain maka tidaklah dianggap haid. Berdasarkan haidts Ummu Athiyah ra. berkata :

كُنَّا لاَ نَعُدُّ الصُّغْرَةَ وَالْكُدْرَةَ بَعْدَ الطُّهْرِ شَيْئًا

Yang berwarna kuning atau kental tidaklah kami anggap haid setelah suci” (HR. Abu Daud dan Bukhari, yang tidak menyebutkan setelah suci).

Para 'Ulama berselisih pendapat tentang lamanya haid. Ada yang mengatakan : sekurangnya sehari semalam. Ada pula yang mengatakan tiga hari. Dan mengenai batas maksimum berpendapat sepuluh hari dan ada pula yang mengatakan lima belas hari. Jadi, apabila mengeluarkan darah tidak sampai 24 jam atau sehari semalam, maka jelas itu bukan darah haid tetapi darah istikhadhoh. Demikian juga apabila mengeluarkan darah lebih dari lima belas hari, darah itu juga darah istikhadhoh.

Setelah darah haid tidak keluar lagi atau sudah lebih dari lima belas hari, hendaklahl bersuci atau mandi wajib agar ia dapat menjalankan sholat dan bercampur dengan suaminya. Dengan mandi, badannya pun menjadi segar dan sehat kembali. Sabda Rasulullah saw :

قَالَ رَسُوْلُ الله ص.م لِفَطِمَةَ بِنْتِ أَبىِ حُبَيْشَ إِذَا اَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِىْ (رواه البخارى)

Beliau berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, “Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haid itu, hendaklah kau mandi dan shalat” (HR. Bukhari)

Rambut dan kuku yang terlepas dari badan kita selama masa haid dan nifas, maka ketika bersuci rambut dan kuku tersebut wajib ikut disucikan. Apabila tidak ikut disucikan, kelak di akhirat keduanya akan meminta pertanggungjawaban dan menjadi percikan api neraka bagi kita.

Semoga Bremanfaat bagi para pembaca yang budiman. (Inung/XI.2, Sofi/X.1) Penulis adalah Pelajar MA Asy-Syafi'iyyah-Syafi’iyyah Jatibarang Brebes & aktif di kelompok diskusi remaja DICA CLUB’s.

Pendidikan adalah segala-galanya

1. Pendidikan adalah Ibadah
Maksudnya adalah pendidikan atau ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain, apabila kita mendapatkan ilmu lalu kita amalkan kepada orang-orang yang membutuhkan ilmu dari kita, tidak ada salahnya apabila ilmu yang kita dapatkan dari sekolah kita salurkan kepada anak-anak atau orang-orang yang belum mengerti atau yang membutuhkannya. Dan apabila ilmu yang kita amalkan kepada orang-orang itu bermanfaat maka kita akan mendapat pahala dari ilmu yang kita amalkan tersebut. Misalnya, seorang guru ngaji yang mempunyai murid yang cerdas, kemudian si guru tersebut meninggal dunia, sedangkan muridnya itu mengamalkan ilmunya kepada orang lain, maka si guru tersebut akan mendapatkan kiriman pahala dari muridnya tersebut. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang artinya : “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara : Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shaleh yang mendoakan orang tuanya.”.
2. Pendidikan adalah jembatan masa depan
Pendidikan dapat membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik, sedangkan orang-orang yang mengenyam pendidikan maka dia akan menyesal kelak dikemudian hari. Saya sangat kasihan kepada anak-anak yang putus sekolah ataupun tidak sekolah, apa jadinya Negara kita jika generasi penerusnya tidak berpendidikan, sungguh kasihan coy…!!! para pahlawan kita yang berkorban jiwa, raga dan pikirannya hanya untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, sementara para penerus harapannya tidak berpendidikan???
Akan tetapi perlu diingat bahwa tujuan kita sekolah di MA Asy-Syafi'iyyah ini supaya kita menjadi generasi bangsa yang cerdas, kreatif dan memiliki keimanan yang kokoh sehingga apabila kita menjadi pejabat/penguasa, kita tidak akan korupsi karena dalam hati kita telah tertanam keimanan yang kokoh.
3. Pendidikan adalah obor / penerang dan air kehidupan
Ilmu yang kita dapatkan di sekolah itu bagaikan penerang kehidupan di dunia dan akhirat kelak, andaikan di dunia ini tidak ada orang yang pandai pasti dunia ini terasa gelap seperti kita memasuki goa yang sangat gelap. Pendidikan/ilmu dapat diartikan sebagai air kehidupan, andaikan di dunia ini tidak ada air, pastinya makhluk yang ada di muka bumi lambat laun akan mati dengan sendirinya, begitu juga apabila dunia ini tidak ada orang yang berilmu maka dunia ini pasti akan terasa panas dan gersang, tidak ada penyejuk jiwa.
4. Pendidikan adalah sejarah dan hari esok
Ilmu yang bermanfaat akan senantiasa diamalkan dan dikenang oleh penerusnya. Sebagaimana pemikiran/teori dan temuan-temuan para ilmuwan yang banyak dijadikan sebagai rujukan/referensi dalam berbagai aspek di semua lini kehidupan ini, tentunya para ilmuan tersebut adalah orang-orang yang pandai. Misalnya, pemikiran Imam Syafi’i, imam hambali dijadikan sebagai salah satu madzhab dalam fiqih Islam, teori ibnu sina dijadikan sebagai rujukan dalam dunia medis, dsb.
Jadi, rajin-rajinlah belajar dan beribadah supaya kelak kita menjadi orang yang pandai dan dapat membahagiakan orang tua kita dan menjadikan hari esok lebih baik dan lebih cemerlang dan bermanfaat bagi negeri ini.
Ditulis Oleh : M. Hamam Kharis (XI.2), M. Nuruzzaman (XI.1), Andi Wibisono (X.1) & Rifki Maulana (X.2) (Penulis adalah pelajar MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang Brebes, dan aktif di Kelompok Diskusi Pelajar Aliyah DICA CLUB's)

DICA CLUB's (Discussion Children's of Aliyah) - Kelompok Diskusi Pelajar Aliyah

MEMBUDAYAKAN MEMBACA DAN MENULIS

Menulis pada hakikatnya merupakan sebuah pekerjaan menuangkan ide khayalan (abstrak) ke dalam media tulisan. Dengan menulis, berarti seseorang telah berfantasi untuk mengaplikasikan ide-idenya yang dikemas dalam bentuk bahasa tulis. Kesanggupan manusia untuk berfantasi atau berkhayal disebut Imagenation (F. Patty : 112). Melalui imagination atau imajenasi memungkinkan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum ada.

Kita sebagai bagian dari komunitas / kaum yang mengenyam pendidikan, tentu saja senantiasa melakukan imajenasi dalam kesehariannya. Baik ketika berada di rumah maupun saat berada di sekolah. Melalui imajenasi itulah kita dituntut untuk maju dalam setiap langkah, kreatifitas, karya atau hasil kerjanya. Seiring dengan berbagai aktifitas yang ada, kita dituntut untuk berimprovisasi melalui kreatifitas / karya tulis kita. Sebab hanya dengan menulis inilah kita akan tampak sebagai seorang yang berpendidikan (ilmuwan) dari pada profesi lainnya.

Francis Bacon mengatakan bahwa dengan membaca membuat seorang manusia menjadi berisi, diskusi membuatnya menjadi siap dan menulis membuatnya menjadi jelas dan pasti. Oleh karena itu, seseorang yang terpelajar akan terlihat bermakna dalam profesinya, jika seseorang tersebut mau membaca dan menulis.

Pada sisi lain dikatakan pula bahwa seseorang dapat dikatakan berpendidikan bilamana orang tersebut mampu melaksanakan kedua pekerjaan itu yaitu membaca dan menulis. Sebagaimana dituturkan oleh A. Chaedar Alwasilah bahwa literasi adalah budaya baca tuli dan orasi adalah budaya dengar ucap. Orang berpendidikan disebut literat, karena mampu melakukan keduanya. Jadi seorang yang banyak membaca tapi tidak dapat menulis dapat dikatakan setengah berpendidikan.

Membaca dalam hidup sangat besar manfaatnya, karena selain mendapat informasi baru, secara tidak langsung telah bertambah ilmu bagi si pembaca. Dengan membaca, seseorang akan bertambah pengalamannya. Melalui menulis seseorang dapat menulis sebagai wujud kepedulian untuk merespon orang lain. Sebagaimana P. Astamoen mengatakan bahwa manfaat membaca adalah sebagai bahan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, sebagai bekal, pelajaran, pengembangan kemampuan literasi dan bahan untuk menulis. Karena tidak mungkin menjadi penulis yang baik jika belum pernah menjadi pembaca yang baik.

Oleh karenanya, marilah kita ciptalan budaya membaca dan menulis agar kita senantiasa termasuk ke dalam kategori orang berpendidikan. Dengan hadirnya bulletin ini, mari kita berlomba-lomba untuk memberikan warna sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang tinggi.

Senin, 06 April 2009